Do the best and let God takes the rest

Kamis, 27 Maret 2008

Pelajaran 6 : Adab-Adab dalam Menuntul Ilmu yang Mulia

Adab-Adab dalam Menuntul Ilmu yang Mulia

Wahai anakku: tetaplah menuntut ilmu dengan kesungguhan dan penuh kerajinan. Jagalah waktumu, pergunakanlah untuk memecahkan masalah yang bermanfaat bagimu dan bukan sesuatu yang tidak ada manfaatnya.

wahai anakku: pelajarilah terlebih dulu pelajaran-pelajaran yang ada pada kurikulummu dengan benar sebelum engkau mendengarkannya dari ustadz di majlis, apabila ada sesuatu perkara yang kamu anggap sukar pada suatu permasalahan yang ada, maka janganlah engkau enggan mengungkapkannya kepada salah seorang dari saudaramu, supaya bersama-sama memahaminya, dan janganlah engkau berpindah dari suatu permasalahan kepada permasalahan yang lainnya sebelum engkau benar-benar memahami permasalahan yang pertama dengan pemahaman yang baik.

Wahai anakku: apabila ustadz telah memulai membacakan pelajaran maka janganlah kamu menyibukkan diri dengan obrolan, jangan disibukkan dengan berdiskusi bersama saudaramu, dan curahkanlah perhatian kepada apa yang akan diterangkan oleh ustadz, serta janganlah kamu menyibukkan pikiranmu kepada sesuatu yang lain dari bisikan-bisikan jiwa di tengah-tengah pelajaran, dan apabila kamu mengalami kesukaran pada suatu permasalahan setelah diterangkan oleh ustadz maka mintalah penjelasan dari ustadz dengan sopan dan dengan pengulangan masalah dengan sempurna. Jauhkanlah olehmu untuk mengeraskan suaramu di hadapan ustadzmu, atau engkau mendebat beliau apabila beliau berpalig darimu dan tidak mau menoleh kepada ucapanmu.

Wahai anakku: apabila seorang murid terlepas dari adab sopan santun di hadapan ustadznya, maka jatuhlah harga diri dia di hadapan ustadznya dan dihadapan saudara-saudaranya dan dia berhak mendapatkan hukuman atas ketidaksopanannya itu.

Duhai anakku: apabila kamu tidak memuliakan ustadzmu di atas pemuliaanmu terhadap bapakmu, maka kamu tidak dapat mengambil faedah dari ilmu-ilmunya dan tidak pula dari pelajaran-pelajaran beliau sedikitpun.

Duhai anakku: perhiasan ilmu adalah tawadhu' (sikap rendah hati) dan sopan santun. Maka barang siapa yang bertawadhu' hanya karena Allah niscaya Allah akan mengangkatnya, dan makhluk-Nya akan mencintainya. Dan barang siapa yang sombong serta jelek adabnya, niscaya dia akan menjadi hina di hadapan manusia, dan Allah akan menjadikan manusia memurkai dia sehingga hampir-hampir tidak kamu dapati seseorang pun yang mau memuliakan dia atau memberikan kasih sayang kepadanya.

Wahai anakku: Tidak ada perkarapun yang lebih berbahaya atas penuntut ilmu dari kemarahan ustadz. Maka hati-hatilah kamu -wahai anakku- jangan sampai engkau membuat marah salah seorang dari pengajarmu atau engkau berperilaku jelek di hadapannya, karena sesungguhnya paling minimalnya akibat dari kemurkaan para ustadz adalah terputusnya pengajaran. Maka terimalah nasehatku untukmu -wahai anakku- dan carilah keridhaan para gurumu, dan mintalah doa kepada mereka akan kesuksesan bagi dirimu, niscaya Allah mengabulkan permohonan mereka bagimu. Apabila kamu dalam keadaan sendirian, maka perbanyaklah doa dan memohon dengan tulus kepada Allah Ta'ala supaya engkau diberi rizki oleh-Nya berupa ilmu yang bermanfaat dan amal shaleh. Sesunggunya Rabbmu adalah Maha Mendengar semua doa dan Maha Luas Kemuliaan dan Kedermawanan-Nya.

0 komentar: