Do the best and let God takes the rest

Eating

Grandma's durian orchard

Farming

A mandailing farming in Panyabungan, North Sumatera

Defense

KOWAD (woman special forces) in acting

Travelling

At airport with tired face hoaaaahm

Moment

With Mom, brother, and youngest sister

Minggu, 16 November 2008

indahnya malam pertama

Indahnya malam pertama

malam pertama yang mengesankan

Satu hal sebagai bahan renungan Kita...
Tuk merenungkan indahnya malam pertama
Tapi bukan malam penuh kenikmatan duniawi semata
Bukan malam pertama masuk ke peraduan Adam Dan Hawa

Justru malam pertama perkawinan kita dengan Sang Maut
Sebuah malam yang meninggalkan isak tangis sanak
saudara
Hari itu...mempelai sangat dimanjakan
Mandipun...harus dimandikan
Seluruh badan Kita terbuka....
Tak Ada sehelai benangpun menutupinya. .
Tak Ada sedikitpun rasa malu...
Seluruh badan digosok Dan dibersihkan
Kotoran dari lubang hidung dan anus dikeluarkan
Bahkan lubang - lubang itupun ditutupi kapas putih...
Itulah sosok Kita....
Itulah jasad Kita waktu itu

Setelah dimandikan.. .,
Kitapun kan dipakaikan gaun cantik berwarna putih
Kain itu ....jarang orang memakainya..
Karena bermerk sangat terkenal bernama Kafan
Wewangian ditaburkan ke baju Kita...
Bagian kepala..,badan. .., Dan kaki diikatkan
Tataplah.... tataplah. ..itulah wajah Kita
Keranda pelaminan... langsung disiapkan
Pengantin bersanding sendirian...

Mempelai di arak keliling kampung bertandukan tetangga
Menuju istana keabadian sebagai simbol asal usul
Kita diiringi langkah gontai seluruh keluarga
Serta rasa haru para handai taulan
Gamelan syahdu bersyairkan adzan dan kalimah Dzikir
Akad nikahnya bacaan talkin...
Berwalikan liang lahat..
Saksi - saksinya nisan-nisan. .yang tlah tiba duluan
Siraman air mawar..pengantar akhir kerinduan

Dan akhirnya.... . Tiba masa pengantin..
Menunggu Dan ditinggal sendirian...
Tuk mempertanggungjawab kan seluruh langkah kehidupan
Malam pertama bersama KEKASIH..
Ditemani rayap - rayap Dan cacing tanah
Di kamar bertilamkan tanah..
Dan ketika 7 langkah tlah pergi....
Kitapun kan ditanyai oleh sang Malaikat...
Kita tak tahu apakah akan memperoleh Nikmat Kubur...
Ataukah Kita kan memperoleh Siksa Kubur.....
Kita tak tahu...Dan tak seorangpun yang tahu....
Tapi anehnya Kita tak pernah galau ketakutan... ..
Padahal nikmat atau siksa yang kan kita terima
Kita sungkan sekali meneteskan air mata...
Seolah barang berharga yang sangat mahal...

Dan Dia Kekasih itu.. Menetapkanmu ke syurga..
Atau melemparkan dirimu ke neraka..
Tentunya Kita berharap menjadi ahli syurga...
Tapi....tapi .....sudah pantaskah sikap kita selama
ini...
Untuk disebut sebagai ahli syurga

Baca jika anda ada masa /waktu untuk ALLAH.
Bacalah hingga habis.
Saya hampir membuang email ini namun saya telah diberi
anugerah untuk membaca terus hingga ke akhir.

ALLAH, bila saya membaca e-mail ini, saya pikir saya
tidak ada waktu untuk ini....
Lebih lebih lagi diwaktu kerja. Kemudian saya tersadar
bahwa pemikiran semacam inilah yang ....
Sebenarnya, menimbulkan pelbagai masalah di dunia
ini.

Kita coba menyimpan ALLAH didalam MASJID pada hari
Jum'at......
Mungkin malam JUM'AT?
Dan sewaktu solat MAGRIB SAJA?
Kita suka ALLAH pada masa kita sakit....
Dan sudah pasti waktu ada kematian...

Walau bagaimanapun kita tidak ada waktu atau ruang
untuk ALLAH waktu bekerja atau bermain?
Karena...
Kita merasakan diwaktu itu kita mampu dan sewajarnya
mengurus sendiri tanpa bergantung padaNYA.

Semoga ALLAH mengampuni aku karena menyangka... ...
Bahwa nun di sana masih ada tempat dan waktu dimana
ALLAH bukan lah yang paling utama dalam hidup ku (nauzubillah)

Kita sepatutnya senantiasa mengenang akan segala yang
telah DIA berikan kepada kita.
DIA telah memberikan segala-galanya kepada kita
sebelum kita meminta.

ALLAH
Dia adalah sumber kewujudanku dan Penyelamatku
IA lah yang mengerakkan ku setiap detik dan hari.
TanpaNYA aku adalah AMPAS yang tak berguna.

Susah vs. Senang
Kenapa susah sekali menyampaikan kebenaran?

Kenapa mengantuk dalam MASJID tetapi ketika selesai
ceramah kita segar kembali?
Kenapa mudah sekali membuang e-mail agama tetapi kita
bangga mem "forward" kan email yang tak senonoh?
Hadiah yang paling istimewa yang pernah kita terima.
Solat adalah yang terbaik.... Tidak perlu bayaran ,
tetapi ganjaran lumayan.
Notes: Tidak kah lucu betapa mudahnya bagi manusia
TIDAK Beriman PADA ALLAH
setelah itu heran kenapakah dunia ini menjadi neraka
bagi mereka.

Tidakkah lucu bila seseorang berkata "AKU BERIMAN PADA
ALLAH" TETAPI SENTIASA MENGIKUT SYAITAN. (who, by the way, also
"believes" in ALLAH ).

Tidakkah lucu bagaimana anda mampu mengirim ribuan
email lawak yang akhirnya tersebar bagai api yang tidak terkendali.,
tetapi bila anda mengirim email mengenai ISLAM, sering orang berpikir 10
kali untuk berkongsi?

Tidakkah mengherankan bagaimana bila anda mulai
mengirim pesan ini anda tidak akan mengirim kepada semua rekan anda
karena memikirkan apa tanggapan mereka terhadap anda atau anda tak pasti
apakah mereka suka atau tidak?.

Tidakkah mengherankan bagaimana anda merasa risau
akan tanggapan orang kepada saya lebih dari tanggapan ALLAH terhadap
anda.

Aku berDOA , untuk semua yang mengirim pesan ini
kepada semua rekan mereka di rahmati ALLAH.

Jumat, 28 Maret 2008

Mlaku-mlaku nang Jogja

Sudah sampe neh ceritanya di Jogja, aku langsung nelfon teman yang pengen jemput aku di stasiun."Bang, aku dah di stasiun Lempuyangan,aku di wartel depan stasiun ya bang",kataku. "Oh jadi, tunggu bentar ya, aku segera meluncur" katanya.Hmmm... sambil nunggu teman datang, aku sempatin bentar minum teh botol S*SR* (g' boleh sebutin merk lho !!).10 menit sudah aku nunggu, akhirnya orang yang ditunggu2 datang juga,habis salaman n basa-basi bentar, akhirnya kami putuskan untuk langsung menuju UIN SunanKalijaga,tempat dia dilantik menjadi ketua IMATAPSEL yang baru.Hmm.. dalam perjalanan aku senang banget euy,coz suasana Jogja benar-benar terasa, ex:banyak orang yang pake sepeda kumbang,terus bangunan jawa banyak juga yang dilewati, lega rasanya.Gak terasa udah nyampe aja di UIN SUKA,sebenarnya masih pengen sih jalan2 lebih lama lagi,tapi situasi yang gak memungkinkan, coz sebentar lagi acara pelantikan sudah harus dimulai.Di UIN SUKA, kita disambut ama orang-orang Tapsel yang sudah nunggu-nunggu ketua yang baru, yaitu temanku itu.Kita langsung salaman, habis ntu langsung masuk ke ruangan pelantikan dan kita dibekali dengan snack,he2.. cocok juga neh, scara dari tadi malam belum makan :D Aku cuma 15 menit disana,aku minta ke teman biar aku langsung diantar kekostnya aja,maklum mau istirahat coz tadi malam luar biasa capeknya, mpe muntah di bis gt.,hmm.. sampe di kostan,akupun langsung tepar tidak berdaya..wkwkwk...mpe ketiduran jam8 malam baru bangun wah, puasnya berarti aku tidur hampir 11 jam dunkz?busyet.. habis bangun, aku langsung diajak jalan2 keluar,n makan sebelumnya.Kita makan dulu dekat kostnya, BUSYET aku makan nasi angkringan mpe 4 bungkus, maklum lapar banget tapi aku mpe terheran-heran, tiba-tiba mau bayar, eeh.. masa cuma 4 ribu doank??weleh-weleh makanya mahasiswa jogja betah di jogja ya, makanan enak-enak tapi murah meriah.. bravoo habis ntu kita langsung cabut ke Malioboro, nyampe disana kita parkir di pangkal jalan malioboro,persisnya depan hotel mutiara habis itu kita langsung jalan kaki mpe ke Selatan, gak terasa pegalnya, coz banyak pemandangan gt, sekalian disempatin beli baju dagadu djogja hiks2.. kenang-kenganan. Kita istirahat didepan gedung istana negara dekat kantor pos, he2.. terjadi dech disana ajang narsis-narsisan, foto-foto mpe ada sekitar 20 an foto kita disana.. wkwkwkwk.. DASAR @@@!!! Sekitar jam 11 malam, kita berencana balik ke kostan, coz dah mulai larut malam tuh.. eitss tiba-tiba temanku ngasih usul,gimana kalo kita "angkring" lagi, wahhh ide bagus tuh akhirnya kita sepakat untuk ngangkring di belakang stasiun tugu.Setelah memesan makanan&minuman, kita lansung cari tempat di trotoar,gila lesehannya pinggir jalan persis hebat di Bandung mana ada yang kayak gini..he2... khas banget terasa jogjanya.Kita makan nasi kucing lagi,n yg paling seru minumnya kopi joss! udah tau belum apa itu kopi joss, bukan kopi yang dicampur dengan extra joss lho, tapi kopi yang aneh kenapa?bayangin aja kopi dicampur ama arang, mau minumnya juga aku sempat mau muntah, :( coz gak pernah ngeliat yang begituan.eh tapi udah dicoba rasanya sama aja ama kopi biasa, tapi aku gak tau keistimewaannya apa dari kopi yang lain.h2... habis makan,minum n bayar kita langsung balik ke kostan teman, wkwkwkwk.. nyampe dirumah langsung tepar lagi maklum masih capek bro!!!.. wkwkwkwk... sekian dulu ya untuk malam ini, besok aku lanjutin lagi ceritanya yang lebih seru lagi, yaitu ke Borobudur key...

Kamis, 27 Maret 2008

Jalan-jalan ke Jogja


Hmm.. sudah 3 minggu nunggu-nunggu biar tanggal 20 Maret tiba. Nggak terasa, eh rupanya kesampaian juga rupanya menikmati hari tanggal 20 Maret itu, hari apakah gerangan itu?Yaitu hari libur yang selalu dinantikan oleh banyak orang: mahasiswa mahasibuk, pegawai kantor etc-etc lah..Malam 20 puluhnya(19 malam), ak dah niat mau berangkat ke Jogja, yang sama sekali belum pernah aku injak, modal nekat doank :D , ah itu gak penting yang penting ada yang jemput di stasiun pikirku he2... dasar udah kebelet pengen ke Jogja kali ya :D Sebelum berangkat ke Stasiun, eeh hujan menghadang, wah bisa gak jadi neh pikirku, rupanya Tuhan berkehendak lain rupanya, untung aja ada teman kostan yang mau balik juga, dan anehnya dia itu juga modal nekat, gak ada persiapan sama sekali mau pulang alias kebelet pulang he..Lumayan ada teman pikirku, jadilah kami diantar oleh dua teman ke stasiun KA kiaracondong, rupanya hujan tidak mau kompromi, kami dibantai terus sampai titik darah penghabisan cye ileh.. kayak film-film aja.. wkwkwwk.. Singkat kata sampailah kami di Stasiun KA.Setibanya disana "WEW" ramenya Reek... maklum temanku orang jawa timuran, busyet kataku yang khas sumatera he2... Kenapa? gak taunya antri buat beli tiket ampe keluar gerbang, "JAH" bisa gak jadi neh pikirku, tapi dengan semangat membara yang berkobar, kita dengan perjuangan "hidup dan mati" [halah bahasamu lee] akhirnya mendapat dua buat tiket jurusan jogja, meskipun tiket didapat dengan perantara calo.Kadang disaat-saat begini calo memang yang megang kendali, rugi 3-4 ribu gpp lah pikirku. Teng !!! Jam9 pun tiba, kereta yang ditunggu-tunggu telah datang, mulanya sih nampaklah muka-muka penumpang yang senang gembira melihat kedatangan kereta yang ditunggu-tunggu. Tapi ALAMAK padatnya minta ampun, udah dari Padalarangnya padat banget, terus di Bandung juga yang mau naik hampir sama, busyet dah.. langsung aja dah kita berdua patah semangat.. FIUCH... akhirnya ada pengumuman dari pihak stasiun bahwa akan ditambah 1 gerbong lagi untuk kereta jurusan jogja, tapi menurut logika kami, itu gak akan mungkin muat, bayangin aja, 300 orang masa' muat di 1 gerbong? Udah deh, kita pasrah aja, tapi aku gak putus asa, aku dapat ide, kemarin malam aku habis ngantarin teman ke terminal caheum jurusan jogja, mana tau masih ada bus jam segini pikirku, akhirnya aku utarakan maksudku ke temanku, dia pun mengiyakan. Jah lega juga rasanya ada teman yang mau nerima ideku, meskipun kami hanya modal nekat doank, bondo nekat kalo kata orang surabaya.he2..Sampe di terminal, kita nanya2 ke penjaga terminal, bis ke Jogja masih ada gak? sial !! dia bilang udah gak ada, WEDEW kita langsung lemas, untung aja ada seorang kondektur yang nawarin kayak gini : "mas naik aja bus jurusan purwokerto, nanti dari sana baru nyambung ke Jogja" LOL iya juga ya :D Akhirnya ikutlah kami dengan bus "Harum" menuju Purwokerto. Rupanya penderitaanku belum berakhir :'( dalam bus yang desak-desakan (maklum liburan pasti rame), untung aja aku dapat tempat duduk, tapi yang bikin BT adalah dalam bus orangnya hampir merokok semua .. SIAL !! pikirku, mereka itu gak ada mikirin orang lain, kamu semua EGOIS teriakku dalam hati. Dalam bis aku sempat mabok 3 kali, gile aje, udah gak sempat makan, kena hujan pula tambah masuk angin dech. Ampun !!! aku jera gara-gara gak beli tiket dari awal, coba kl aku ambil tiket mutsel dari awal, udah gak kayak gini urusannya pikirku.. hah udah lah, nikmatin ajalah pengalaman pertama nginjak tanah jawa. Kita sampe di Purwokerto jam6 pagi, terus dari terminal kita langsung menuju stasiun yang kira-kira 10 menit dari terminal, Alhamdulillah untung penumpang jurusan Jogja orangnya sedikit, wah.. bisa tidur neh dapat bangku .. Alhamdulilah leganya sesudah semalaman berdesak-desakan dan menghirup udara kotor(asap rokok) sekarang udah lumayan lega. Oya, kita sempat makan nasi juga di dalam kereta, NJIR murah banget, masa nasi+ayam+mie cuma 3rb? WEDEW koq bisa ya?Apa mereka dapat untung atau cuma kerja bakti? pikirku, ah tapi itu gak penting, yang penting udah makan, langsung deh tidur.Eh asyik-asyik tidur, sekitar Jam 10 kami udah sampe di Jogja, aku dibangunin ama temanku, "Leh.. Leh.. bangun, udah sampe Jogja neh, kamu mau turun di Jogja atau lanjut ke Jawa Timur?" Aku agak kaget, ooh.. purwokerto-jogja cuma 4jam tho? iya, kamu pikir? ho..oh deh kataku, ya udah aku turun di stasiun Lempuyangan Jogja, setelah salam-salaman ama temanku, akhirnya setelah 5 menit turun, kereta pun melanjutkan perjalanannya menuju Jawa Timur, selamat jalan ya setelah dada-dadaan, akhirnya aku pun keluar dari gerbang stasiun., aku langsung telfon teman yang ada di Jogja u/ jemput aku di stasiun Lempuyangan.. Alhamdulillah, setelah berjuang mati-matian menuju tanah "NGAYOJOKARTO" akhirnya kesampean juga..
huh, sekian dulu ya ceritanya, besok aku lanjutin lagi tentang pengalaman di Jogja.. udah malam neh .. BOBOK HEULA.. GOOD NIGHT

Pelajaran ke 9 : "Adab Bermajlis dan Ketika Kuliah"

Wahai anakku: apabila kamu melewati suatu kaum, maka ucapkanlah salam kepada mereka dengan lafadz yang ma'ruf sebagaimana yang dicontohkan oleh sunnah nabawiyyah, yaitu ucapan "Assalamu'alaikum" dan janganlah kamu lebih-lebihkan ucapan selamat ini dengan ucapan lainnya yang telah dibuat-buat (seperti selamat pagi, dll). Dan janganlah kamu memasuki majelisnya suatu kaum kecuali setelah meminta ijin kepada mereka, karena terkadang mereka sedang memperbincangkan suatu permasalahan yang mereka tidak suka jika ada orang lain yang ikut bergabung, dan jauhilah sikap kekanak-kanakan di hadapan manusia, karena sikap kekanak-kanakan tidak berkenan di hati, sekalipun dia orang yang alim pada masa itu.

Wahai anakku: lihatlah kepada dirimu sendiri, jika kamu berada di rumahmu -sebagai contoh- melakukan suatu aktifitas dimana kamu ingin supaya tidak ada seorangpun selainmu melihatnya, tiba-tiba ada orang masuk sehingga menyebabkan kamu kaget, bukankah engkau merasa risih (tidak suka) kepadanya, dan kamupun berharap supaya dia cepat pergi? Maka demikianlah juga keadaan dirimu, apabila kamu mendatangi suatu kaum tanpa meminta izin (kepada mereka) dan merekapun tidak suka atas kehadiranmu di tengah-tengah mereka.

Wahai anakku: apabila engkau diundang untuk berkumpul dengan suatu kaum, sedangkan dirimu orang yang paling muda di kalangan mereka, maka janganlah kamu duduk sehingga tuan rumahnya mempersilakan duduk kepadamu, apabila kamu duduk maka janganlah kamu mendesak salah seorangpun dari mereka yang duduk, dan jangan pula kamu membuat orang yang telah duduk meniggalkan tempat duduknya karena kamu, dan jangan kamu menduduki tempat yang tinggi, apabila ada di dalam majelis tersebut orang yang lebih berhak darimu. Apabila kamu duduk pada suatu tempat kemudian datang seseorang yang lebih berhak daripada dirimu untuk duduk pada tempat tersebu, maka berikanlah tempat tersebut kepadanya sebelum dirimu diperintahkan untuk menyingkir dari tempat tersebut, niscaya bertambahlah kehormatanmu di hadapan hadirin.

Wahai anakku: apabila engkau duduk di tengah-tengah suatu kaum maka janganlah kamu ikut campur dalam pembicaraan mereka sampai mereka mempersiakan dirimu, janganlah engkau berbicara sedangka pada kaum tersebut ada orang yang lebih pantas untuk berbicara dari pada dirimu. Apabila kamu berbiara maka janganlah kamu berkata kecuali kebenaran, dan janganlah kamu memperluas topik pembicaraan dan janganlah kamu mendebat para hadirin kecuali dengan adab dan dengan tetap menjaga diri dari ketergelinciran lisan. Janganlah engkau tergahak-bahak di dalam suatu majelis karena yang demikian merupakan akhlaknya orang yang rendah dan tidak berpendidikan, dan berusahalah aga sedikit dalam bersenda gurau, karena sesungguhnya berlebihan dalam senda gurau akan menghilangkan kehormatan dan kadang menyulut berkobarnya kemarahan sebagian manusia atas dirimu.

Wahai anakku: janganlah kamu duduk-duduk kecuali bersama orang yang memiliki kewibawaan, kemuliaan, penjagaan diri terhadap perkara yang haram, dan kesempurnaan, jauhkanlah dirimu dari berkumpul dengan orang-orang pandir dan jauhilah gerombolan mereka, waspadalah terhadap majelis ghibah dan namimah(mengadu domba) dengan sungguh-sungguh, dan janganlah kamu bermajlis dengan seseorangpun dari orang-orang fasik, suka bertindak kotor, tipu muslihat dan perbuatan nifak, karena akhlak jelek itu akan memberikan dampak negatif terhadap orang-orang yang berkumpul dengannya sebagaimana api yang membakar kayu bakar.

Pelajaran ke 8 : "Berbagai adab Berolah Raga dan Berjalan di Jalan"

Wahai anakku: sesungguhnya engkau di waktu-waktu kosongmu membutuhkan olah raga sehingga semangatmu untuk melangsungkan pelajaran pulih kembali, dan apabila engkau keluar untuk melakukan olah raga maka carilah tempat-tempat yang berudara segar, dan kamu harus tenang dan rileks. Janganlah kamu berjalan terburu-buru, jangan kamu bercanda dengan seorangpun ketika berada di jalan, dan janganlah kamu tertawa kecuali sekedar senyuman.

Wahai anakku: apabila kamu keluar untuk berolah raga atau untuk keperluan lainnya bersama saudara-saudaramu, maka hindarilah oleh kalian untuk mengganggu seseorangpun yang lewat di jalan. Dan jangan kalian berjalan berjejer-jejer di jalan umum, walaupun jalan tersebut luas adanya, maka berjalanlah kalian berpasang-pasangan, dan kalau tidak demikian maka berjalanlah satu per satu.

Wahai anakku: sesungguhnya jalan raya itu bukan milik siapa-siapa, dan bagi setiap pengguna jalan masing-masingnya memiliki hak untuk melewatinya. Maka janganlah kalian saling berdesak-desakan di jalan, karena yang demikian itu akan menjadikan para penuntut ilmu yang mulia ini menjadi hina, dan akan menghilangkan rasa penghormatan orang banyak terhadap mereka.

Wahai anakku: apabila kamu melihat kegaduhan pada jalan (yang kau lalui), atau engkau melihat sekelompok oran saling pukul-memukul satu sama lainnya, maka janganlah kamu ikut serta bersama mereka, atau jangan engkau dekati mereka, karena hal tersebut terkadang merupaka sebab kehinaan dirimu, atau adanya tuduhan (yang disandarkan padamu) terhadap sesuatu yang sebenarnya engkau tidak terkait dengannya.

Wahai anakku: apabila ada seseorang yang mengganggu dirimu di perjalananmu dari kalangan orang awam, maka janganlah kamu membalasnya dengan permusuhan yang semisal itu, namun hendaklah kamu memaafkan orang yang mendzalimi dirimu, karena Allah akan meninggikan kedudukanmu
"Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah" (As-Syuraa':40)

Wahai anakku: apabila kamu keluar masjid, atau dari asrama, untuk membeli sesuatu yang engkau butuhkan -berupa makanan, minuman, pakaian, ataupun yang lainnya- maka janganlah kamu terpancing untuk mendebat orang-orang awam, dan jangan kamu terpancing untuk mendengarkan ucapan-ucapan mereka yang kotor, dan berusahalah kamu menjauhi mereka. Jika kamu tawar-menawar dengan penjual dan kamu telah cocok dengan tawaran harga yang ada hendaklah kamu membelinya, dan kalau tidak cocok maka tinggalkanlah dengan tenang atau dengan mengucapkan salam. Hindarilah olehmu hanya sekedar menawar saja tanpa membeli karena hal tersebut akan memancing mereka untuk mengucapkan sesuatu yang kamu benci dari kalimat-kalimat celaan dan penghinaan.

Wahai anakku: apabila kamu berdialog dengan seseorang, maka janganlah kamu keraskan suaramu kecuali hanya sekedar apa yang dapat didengarkan olehnya. Berucaplah kamu dengan lemah lembut, dengan ucapan yang baik, dan waspadalah kamu dari berbincang-bincang dengan sesuatu kalimat yang dapat mengurangi kedudukanmu di hadapan lawan bicaramu, walaupun umur dan kedudukannya dia sama dengan dirimu. Dan apabila ada seseoran yang mengajak kamu berbincang-bincang maka dengarkanlah dia baik-baik dan janganlah kamu balas dengan kekerasan dan kekasaran.

Pelajaran 7 : Adab di Dalam Belajar, Mengulas Pelajaran, dan Berdiskusi

Adab di Dalam Belajar, Mengulas Pelajaran, dan Berdiskusi

Wahai anakku: jika engkau menginginkan kebaikan bagi dirimu, maka janganlah kamu menkaji pelajaranmu sendirian. Namun, hendaklah kamu mengambil salah seorang dari saudaramu yang bakal menemanimu dalam memahamiya, maka apabila engkau melewati suatu permasalahan dan kamu menyangka bahwa kamu telah memahaminya, maka jangan kamu merasa puas dengan prasangkamu tersebut sampai kamu bisa meniggalkann kitab dari dari tanganmu dan kamu dapat memastikannya kepada dirimu sendiri atau kepada orang yang belajar bersamamu, seolah-olah kamu sedang memberikan pelajaran kapada para pelajar.

Wahai anakku: beradablah kamu terhadap saudaramu yang telah engkau pilih sebagai teman belajarmu, dan apabila engkau telah paham lebih dulu daripada dia maka janganlah kamu sombong terhadapnya; dan apabila dia mendabat dirimu dalam memahami suatu permasalahan maka dengarkanlah terlebih dulu apa yang akan dia sampaikan; karena bisa jadi kebenaran itu ada padanya sedangkan kamu salah dalam pemahaman. Hati-hatilah kamu dari berdebat dengan kebatilah dan berusaha membela pendapatmu walaupun pendapatmu adalah salah, karena ilmu itu amanah. Dan barang siapa yang membela kebatilan maka sungguh dia telah menyia-nyiakan amanah Allah.

Wahai anakku: sering-seringlah kamu mengulas pelajaran yang telah kamu peroleh, karena virusnya ilmu adalah lupa.

Dan ketahuilah, bahwa dirimu pada akhir tahun nanti akan dites pada setiap mata kuliahmu, dan ketika ujian tiba, maka orang yang dihormati yaitu apabila dia dapat memberikan jawaban yang benar; dan orang yang tdak akan dihormati oleh saudara dan keluarganya yaitu apabila tidak dapat memberikan jawaban yang benar sehingga tampaklah bahwa dia terlalu meremehkan untuk mendapatkan hasil yang optimal.

Wahai anakku: hati-hatilah kamu dari ulasanmu yang hanya merupakan hafalan saja tanpa engka fahami maknanya. Akan tetapi jadikanlah semangat juangmu menghantarkan dirimu untuk bisa memahami makna-maknanya serta mengokohkannya di dalam benakmu, karena sesungguhnya ilmu itu apa yang kamu fahami bukan apa yang kamu hapalkan.

Wahai anakku: Berdiskusi di kalangan palajar dalam masalah ilmiah banyak sekali faedahnya, maka kuatkanlah pemahamanmu, lancarkanlah lisanmu, fokuskan dirimu untuk mengungkapkan sasaran yang dituju dengan sebaik-baiknya, dan timbulkan rasa berani di dalam berdiskusi. Akan tetapi -wahai anakku- ini semua tidak akan dapat memberikan manfaat bagi dirimu di hadapan Allah dan tidak pula di hadapan orang banyak kecuali jika kamu berakhlak cemerlanbg; jauh dari berkata-kata kotor, kamu ucapkan kebenaran walaupun kepada dirimu sendiri, dan jangan sampai celaan orang yang mencela menyebabkan dirimu tidak berkata benar.

Pelajaran 6 : Adab-Adab dalam Menuntul Ilmu yang Mulia

Adab-Adab dalam Menuntul Ilmu yang Mulia

Wahai anakku: tetaplah menuntut ilmu dengan kesungguhan dan penuh kerajinan. Jagalah waktumu, pergunakanlah untuk memecahkan masalah yang bermanfaat bagimu dan bukan sesuatu yang tidak ada manfaatnya.

wahai anakku: pelajarilah terlebih dulu pelajaran-pelajaran yang ada pada kurikulummu dengan benar sebelum engkau mendengarkannya dari ustadz di majlis, apabila ada sesuatu perkara yang kamu anggap sukar pada suatu permasalahan yang ada, maka janganlah engkau enggan mengungkapkannya kepada salah seorang dari saudaramu, supaya bersama-sama memahaminya, dan janganlah engkau berpindah dari suatu permasalahan kepada permasalahan yang lainnya sebelum engkau benar-benar memahami permasalahan yang pertama dengan pemahaman yang baik.

Wahai anakku: apabila ustadz telah memulai membacakan pelajaran maka janganlah kamu menyibukkan diri dengan obrolan, jangan disibukkan dengan berdiskusi bersama saudaramu, dan curahkanlah perhatian kepada apa yang akan diterangkan oleh ustadz, serta janganlah kamu menyibukkan pikiranmu kepada sesuatu yang lain dari bisikan-bisikan jiwa di tengah-tengah pelajaran, dan apabila kamu mengalami kesukaran pada suatu permasalahan setelah diterangkan oleh ustadz maka mintalah penjelasan dari ustadz dengan sopan dan dengan pengulangan masalah dengan sempurna. Jauhkanlah olehmu untuk mengeraskan suaramu di hadapan ustadzmu, atau engkau mendebat beliau apabila beliau berpalig darimu dan tidak mau menoleh kepada ucapanmu.

Wahai anakku: apabila seorang murid terlepas dari adab sopan santun di hadapan ustadznya, maka jatuhlah harga diri dia di hadapan ustadznya dan dihadapan saudara-saudaranya dan dia berhak mendapatkan hukuman atas ketidaksopanannya itu.

Duhai anakku: apabila kamu tidak memuliakan ustadzmu di atas pemuliaanmu terhadap bapakmu, maka kamu tidak dapat mengambil faedah dari ilmu-ilmunya dan tidak pula dari pelajaran-pelajaran beliau sedikitpun.

Duhai anakku: perhiasan ilmu adalah tawadhu' (sikap rendah hati) dan sopan santun. Maka barang siapa yang bertawadhu' hanya karena Allah niscaya Allah akan mengangkatnya, dan makhluk-Nya akan mencintainya. Dan barang siapa yang sombong serta jelek adabnya, niscaya dia akan menjadi hina di hadapan manusia, dan Allah akan menjadikan manusia memurkai dia sehingga hampir-hampir tidak kamu dapati seseorang pun yang mau memuliakan dia atau memberikan kasih sayang kepadanya.

Wahai anakku: Tidak ada perkarapun yang lebih berbahaya atas penuntut ilmu dari kemarahan ustadz. Maka hati-hatilah kamu -wahai anakku- jangan sampai engkau membuat marah salah seorang dari pengajarmu atau engkau berperilaku jelek di hadapannya, karena sesungguhnya paling minimalnya akibat dari kemurkaan para ustadz adalah terputusnya pengajaran. Maka terimalah nasehatku untukmu -wahai anakku- dan carilah keridhaan para gurumu, dan mintalah doa kepada mereka akan kesuksesan bagi dirimu, niscaya Allah mengabulkan permohonan mereka bagimu. Apabila kamu dalam keadaan sendirian, maka perbanyaklah doa dan memohon dengan tulus kepada Allah Ta'ala supaya engkau diberi rizki oleh-Nya berupa ilmu yang bermanfaat dan amal shaleh. Sesunggunya Rabbmu adalah Maha Mendengar semua doa dan Maha Luas Kemuliaan dan Kedermawanan-Nya.

Pelajaran 5 : Hak Teman

Hak Teman

Wahai anakku: Nah, sekarang dirimu telah menjadi golongan dari para penuntut ilmu yang mulia, dan engkau memiliki beberapa teman di dalam aktifitas belajarmu, mereka adalah saudara-saudaramu dan keluargamu, maka janganlah kamu menyakiti salah seorangpun dari mereka atau engkau bertindak kasar dalam bermuamalah dengannya.

Wahai anakku: apabila kamu duduk untuk melakukan kegiatan belajar maka janganlah kamu mempersempit (tempat duduk) salah seorang dari saudaramu. Berilah kelapangan tempat baginya sehingga dia bisa duduk dengan tenang.

"Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: 'Berlapang-lapanglah dalam majlis' maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberikan kelapangan untukmu" (Al Mujadilah:11)

Wahai anakku: Apabila ada masalah yang dianggap rumit oleh salah seorang dari saudaramu di dalam pelajarannya, kemudiah dia meminta penjelasan dari ustadz (guru), maka dengarkanlah jawaban yang dismpaikan oleh ustadzmu kepadanya, mudah-mudahan pengulangan tersebut dapat memberikan faedah yang belum kamu ketahui, hati-hatilah kamu untuk berbicara dengan suatu kalimat yang dapat merendahkan dirinya atau engkau menampakkan raut muka yang menunjukkan kesan tidak suka yang bakal meremehkan daya fikirnya.

Wahai anakku: Telah ditanya Imam Abu Hanifah: Dengan apa engkau menyampaikan apa yang telah engkau tempuh dari ilmu? Beliau menjawab: "Aku tidak kikir untuk memberikan ilmu dan aku tidak menjadi sombong untuk mengambil ilmu".

Duhai anakku: janganlah engkau mempersempit jalan ilmu bagi saudaramu apabila mereka meminta kepada ustadz mereka pemecahan masalah yang belum mereka ketahui dengan pasti, dan ikutlah bergabung bersama mereka di dalam mendengarkan penjelasan ustadz, jika memang kamu menginginkan kebaikan bagi dirimu.

Wahai anakkU: sesungguhnya engkau memiliki saudara yang bergabung bersama dirimu, di pondokan dan asrama, maka jagalah waktu istirahat saudara-saudaramu di kediaman mereka, dan apabila datang waktu tidur, maka janganlah kamu ganggu mereka dengan mengkaji buku maupun dengan mengulas pelajaran. Dan mintalah waktu istirahat kepada mereka apa yang kamu tuntut bagi dirimu. Dan apabila telah terbit fajar dan engkau bangun untuk menunaikan kewajiban shalat, maka bangunkanlah saudara-saudaramu dengan lembut dan kasih sayang, dan jagalah oleh kalian shalat berjamaah, karena shalat berjamaah adalah lebih utama dari shalat sendirian.

Wahai anakku: Apabila salah seorang dari saudaramu meminta bantuan atas suatu pekerjaan yang tidak dapat dia selesaikan sendirian, maka janganlah kamu kikir untuk membantunya, dan hindarilah olehmu untuk menampakkan kepada beliau bahwa dirimu memiliki budi jasa dengan bantuan tersebut.

Wahai anakku: Telah bersabda Rosulullah saw:
"Seorang mukmin terhadap mukmin yang lainnya seperti sebuah bangunan yang satu sama lainnya saling mengokohkan" (Muttafaqun 'Alaih)

Pelajaran 4 : Hak-Hak Orang Tua

Wahai anakkU: bagaimanapun penderitaan yang kamu rasakan ketika kamu membantu bapak dan ibumu, maka sesungguhnya hak-hak keduanya atas dirimu adalah lebih besar lagi berlipat ganda banyaknya.

"Maka janganlah sekali-kali kamu mengatakan kepada keduanya perkataan 'ah' dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkatan yang mulia - dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah: 'Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebgaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil' "(QS Al-Isra:23-24).

Wahai anakku: lihatlah pada anak kecil, dan perhatikan bagaimana kasih sayang kedua orang tuanya kepada mereka, makannya, minumnya, serta penjagaannya pada waktu malam dan siang, pada waktu sehat dan sakitnya, niscaya engkau akan mengetahui kadar penderitaan kedua orang tuamu pada waktu mereka membimbing dirimu hingga beranjak dewasa.

Wahai anakku: sesungguhnya engkau pada masa ini -mudah-mudahan Allah memberikan hidayah kepadaku sehingga dapat membantu membimbing dirimu- masih dapat merasakan (kenikmatan) melalui kenikmatan bapakmu yang beliau nafkahkan kepadamu dengan apa yang telah beliau usahakan, dan janganlah engkau bakhil (kikir) ketika orang tuamu tidak lagi memiliki kemampuan; kalaulah bukan karena kedua orang tuamu (dengan izin Allah tentunya) niscaya kamu tidak dapat bermajlis di tengah-tengah para penuntul ilmu yang mulia.

Wahai anakku: setiap insan menginginkan dirinya memiliki derajad yang mulia, memiliki kedudukan yang agung, dicintai oleh Allah dan manusia, dan berangan-angan dirinya memiliki kedudukan yang tinggi di atas yang lainnya. Akan tetapi, orang tua menginginkan supaya anaknya memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari dirinya, dan lebih mulia anaknya dari dirinya. Maka dengan apakah kamu harus bersikap terhadap orang yang lebih mengutamakan kamu dari pada dirinya, dan dia (ternyata) berangan-angan lebih dari apa yang engkau angan-angankan?

Wahai anakku: waspadalah engkau dengan kewaspadaan yang penuh terhadap kemarahan dirimu kepada bapakkmu, atau engkau marah kepada ibumu, (karena) sesungguhnya kemarahan Allah bisa disebabkan karena kemarahan kedua orang tuamu; dan barang siapa yang dimurkai oleh Allah maka sesungguhnya dia telah merugi di dunia dan akhirat.

Wahai anakku: taatilah bapak dan ibumu; dan janganlah kamu menentang keduanya sedikitpun kecuali apabila keduanya memerintahkan dirimu berbuat maksiat kepada Tuhanmu.

Wahai anakku: sesungguhnya orang yang paling mencintai dirimu adalah bapakmu yang telah mendidik kamu di masa kecil, dan yang telah menempuh jalan yang benar di dalam membimbingmu, sampai dirimu menjadi seorang pelajar. Maka songsonglah nasehat-nasehat beliau karena beliau lebih tahu (yakni berdasarkan pengalamannya) dari pada dirimu terhadap apa-apa yang bakal menimpa dirimu dan terhadap apa-apa yang dapat memberikan manfaat maupun mudharat bagi dirimu, dan hanya Allahlah yang menunjuki kamu, membimbing kamu, dan memberikan kebaikan kepada dirimu.

Pelajaran 3 : Hak-hak Allah Yang Maha Agung dan Hak Rosul-Nya

Hak-hak Allah Yang Maha Agung dan Hak Rosul-Nya

Wahai anakku: sesungguhnya Allah Ta'ala adalah yang telah menciptakanmu, yang telah mengadakanmu, dan yang telah menyempurnakan nikmat-Nya bagi dirimu baik yang nampak maupun yang tersembunyi. Tidakkah engkau tahu bahwa pada awal penciptaan dirimu engkau dulunya berupa air mani yang bersemi di dalam perut ibumu, dan engkau masih terus diberi nikmat dan rahmat dari Rabmu sampai (ibumu) melahirkan kamu sebagai manusia yang sempurna, dan Allah berikan kamu sebuah lisan yang dapat digunakan untuk bercakap-cakap, serta sepasang bola mata yang dapat kamu gunakan untuk melihat, juga (Allah) berikan sepasang telinga untuk mendengar, dan akal untuk mengetahui apa-apa yang dapat membahayakanmu serta apa-apa yang dapat memberikan manfaat:

"Dan Allah mengeleluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberikan kamu pendengaran, penglihatan, dan hati, agar kamu bersyukur"(QS An-Nahl:78)

bukankah yang telah memberikan kenkmatan-kenikmatan iti padamu adalah lebih berhak untuk mensirnakan kenikmatan-kenikmatan tersebut apabila kamu marah pada-Nya sehingga membuat Dia murka kepada dirimu?

Wahai anakku: kewajiban pertama atas dirimu terhadap penciptamu yang mulia keadaannya adalah penenalanmu terhadap sifat-sifat-Nya yang sempurna, kamu harus memiliki semangat yang kuat untuk mentaati-Nya, dengan menjalankan perintah-Nya, dan menjauhi larangan-larangan-Nya, dan agar kamu yakin dengan mantap bahwa kebaikan itu ada pada yang Allah pilihkan bagi dirimu, bukan pada apa yang kamu pilih untuk dirimu sendiri, maka jangan kamu biarkan hawa nafsu serta perbuatan sia-sia menghalangi dirimu untuk mentaati penolongmu dan untuk beribadah kepada-Nya, dan tidak ada ketaatan bagi seseorangpun dari makhluk (di dalam bermaksiat kepada Allah) baik itu seorang pemuka maupun oran yang hina.

Wahai anakku: termasuk dari kelembutan Allah terhadap hamba-Nya yaitu diutusnya para Rosul 'alaihimus shalatu was salam, untuk membimbing umat, dan untuk menunjuki mereka menuju perbaikan keadaan mereka baik di dalam urusan agama mereka maupun urusan dunia mereka.

Dan rosul yang terakhir yaitu pemimpin kita "Muhammad bin Abdillah bin Abdil Mutthalib" seorang keturunan Arab dari bani Hasyim saw. Maka sebagaimana wajib atas dirimu supaya mentaati Allah yang telah menciptakan kamu, maka diwajibkan pula atas dirimu untuk mentaati Rasul-Nya yang mulia:

"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rosul-Nya dan Ulil Amri di antara kalian"(QS An Nisa:59)

Wahai anakku: Sesungguhnya Rosulullah saw, tidak pernah berucap karena hawa nafsunya, maka setiap perintah-perintahnya dan setiap larangan-larangannya merupakan wahyu Allah, sehingga ketaatan kepadanya merupakan ketaatan kepada Allah:

Wahai anakku: Tidaklah sempurna keimanan seseorang hamba sampai Allah dan Rosul-Na lebih dicintai daripada selain keduanya, Rosulullah saw bersabda:
"Tidaklah beriman salah seorang dari kalian sampai aku lebih dicintai olehnya daripada orangtuanya, anaknya, dan manusia semuanya" (Muttafaqun 'Alaih)

Pelajaran 2 : Wasiat Supaya Bertaqwa kepada Allah Yang Maha Agung

Wasiat Supaya Bertaqwa kepada Allah Yang Maha Agung

Wahai anakku: Sesungguhnya Rabmu mengetahui apa yang engkau betikkan di dalam hatimu, dan Dia mengetahui apa yang engkau ucapkan dengan lisanmu, dan Dia melihat terhadap segala amalanmu. Maka bertaqwalah kamu kepada Allah -Wahai anakku- dan berhati-hatilah kamu tehadap pangawasan-Nya pada saat kamu dalam keadaan yang tidak diridhai oleh-Nya.

Hati-hatilah kamu dari kemurkaan Rabmu yang mana Dialah yang telah menciptakan kamu dan memberikan rizki kepadamu serta yang telah mengaruniai kamu akal yang dapat kamu gunakan di dalam kehidupanmu. Bagaimana perasaanmu ketika bapakmu melihat dirimu dalam keadaan melanggar perintahnya? Apakah kamu tidak kawatir nantinya bapakmu akan menghukummu? Maka jadikanlah perasaanmu sama seperti itu kepada Allah, karena Dia dapat melihat dirimu di setiap kesempatan yang kamu tidak dapat melihat Dia. Maka janganlah engkau anggap enteng pada perkara apapun juga yang kamu telah dilarang darinya.

Wahai anakku: Sesungguhnya Rabbmu sangat dasyat murka-Nya dan siksaannya teramat pedih. Maka hati-hatilah kamu -Wahai anakku- dan takutlah kamu terhadap kemurkaan-Nya.

Wahai anakku: Sesungguhnya di dalam ketaatan kepada Allah ada kelezatan dan kebahagiaan yang tidak akan dapat dirasakan kecuali dengan mencobanya.

Maka wahai anakku: pergunakanlah ketaatan kepada Allah sebagai bahan ujian pada setiap harinya supaya engkau dapat merasakan kelezatan, dan supaya engkau dapat merasakan kebahagiaan ini.

Duhai anakku: sesungguhnya engkau akan mendapati rasa berat hati di dalam ketaatan kepada Allah pada pertama kalinya, maka pikullah beban berat ini, dan bersabarlah padanya, sampai ketaatan tersebut engkau rasakan menjadi rutinitas yang dapat dijinakkan.

Duhai anakku: lihatlah pada dirimu ketika kamu dulu berada di bangku (sekolah); kamu belajar membaca dan menulis, dan kamu diperintahkan supaya menghapal Al-Quran dengan mendiktekannya, bukankan kamu dulu di sana benci terhadap bangku (sekolah) serta gurunya, dan kamu berangan-angan supaya cepat berakhir? Nah pada hari ini kamu telah mencapai kedudukan yang mana kamu dapat mengetahui faedah kesabaran dalam belajar di bangku (sekolah), dan engkau tahu bahwa pengajarmu dulu berusaha untuk kebaikanmu.

Maka wahai anakku: dengarkanlan nasehatku, dan bersabarlah di atas ketaatan kepada Allah sebagaimana engkau bersabar dalam belajar di bangku (sekolah), niscaya nanti engkau akan mengetahui faedah dari nasehat ini, serta akan tampak jelas bagimu apabila hidayah telah membantu untuk beramal dengan nasehatku.

Wahai anakku: Janganlah kamu sekali-kali beranggapan bahwa bertaqwa kepada Allah adalah shalat, puasa, dan semisalnya dari berbagai ibadah (yang dhahir) saja. Bahwa sesungguhnya bertaqwa kepada Allah mencakup segala sesuatu, maka bertaqwalah kamu kepada Allah pada (hak-hak) saudara-saudaramu, jangan kamu sakiti salah seorang dari mereka, dan bertaqwalah kamu kepada Allah pada (hak-hak) negerimu: Jangnlah kamu khianati dia dan jangan kamu biarkan musuh menguasainya, serta bertaqwalah kamu pada (hak-hak) dirimu, janganlah kamu sia-siakan waktu sehatmu dan waktu luangmu dan janganlah berperilaku kecuali perilaku yang mulia.

Wahai ankakku: Rosulullah saw telah bersabda: "Bertaqwalah kamu dimanapun kamu berada, dan iringilah kejelekan itu dengan kebaikan, niscaya (kebaikan tersebut) akan menghapusnya, dan peragaulilah orang-orang dengan akhlak yang baik" (HR. Ahmad, Tirmidzi dengan sanad Hasan)

Dikutip dari buku: "Duhai Anakku Dengarlah Wasiatuku", karya Syaikh Muhammad Ibnu Syakir

Pelajaran 1 : Nasehat Sang Guru Terhadap Muridnya

Nasehat Sang Guru Terhadap Muridnya

Wahai anakku: semoga Allah membimbingmu, dan semoga Allah memberikan hidayah kepadamu untuk beramal shaleh, sesungguhnya engkau terhadap diriku kedudukannya seperti anak terhadap bapaknya.

Aku senang melihat dirimu dalam keadaan badanmu sehat, cemerlang pemahamanmu, hatimu bersih, terdidik akhlaknya, (senantiasa) menjaga adab (sopan-santun), menjauhkan diri dari berkata kotor, lembut dalam bergaul, disenangi oleh kawan-kawanmu, menolong orang-orang yang butuh bantuan, dan mengasihi orang-orang yang lemah, memperbaiki keadaan-keadaan yang rusak, serta memaafkan kesalahan-kesalahan orang lain, dan janganlah engkau menyepelekan shalatmu, serta jangan engkau meremehkan perkara ibadah kepada Rabbmu.

Wahai anakku: kalau memang engkau mau menerima nasehat seseorang, maka akulah yang lebih berhak engkau terima nasehatnya.

Karena aku adalah gurumu, pengajarmu, pembimbing spiritmu, niscaya engkau tidak akan mendapati seseorangpun yang lebih bersemangat untuk menjadikan dirimu bermanfaat lagi baik dari pada diriku.

Wahai anakku: sesungguhnya aku ini adalah penasehat yang terpercaya, maka terimalah nasehat-nasehat yang akan aku sampaikan kepadamu, dan amalkan nasehat tersebut baik di saat aku ada di hadapanmu, dan disaat engkau dalam keadaan sendirian.

Duhai anakku: Apabila engkau tidak menjalankan nasehatku di saat kesendirianmu, maka niscaya sedikit sekali nasehat yang akan engkau indahkan ketika berada di tengah-tengah temanmu.

Duhai anakku: Sesungguhnya seorang guru tidak menginginkan (sesuatu) dari para muridnya kecuali kebaikan dari hasil pendidikannya, maka apakah engkau senang kalau gurumu dan pembimbingmu tidak ridha kepadamu?

Wahai anakku: Sesungguhnya aku menyukai kebaikan itu ada padamu, maka bantulah aku untuk menyalurkan kebaikan tersebut kepada dirimu yaitu dengan ketaatan dan menjalankan apa yang aku perintahkan kepadamu dari akhlak-akhlak yang mulia

Wahai anakku: Akhlak yang baik merupakan perhiasan manusia pada dirinya dan ketika di tengah-tengah teman-temannya seta ketika di tengah-tengah keluarganya, maka berakhlaklah yang baik, niscaya orang-orang akan memuliakan dan menyukaimu.

Wahai anakku: apabila engkau tidak menghiasi ilmumu dengan akhlakmu yang baik, maka ilmumu itu menjadi lebih berbahaya bagi dirimu daripada kebodohanmu, karena seseorang yang bodoh terampuni dengan kebodohannya, dan tidak ada alasan bagi orang yang berilmu di kalangan orang yang banyak apabila tidak berhias dengan akhlak yang baik.

Duhai anakku: janganlah engkau bersandar kepada pengawasanku kepadamu, karena sesungguhnya pengawasanmu terhadap dirimu sendiri adalah lebih utama dan lebih bermanfaat dari pengawasanku kepada dirimu.

Dikutip dari buku: "Duhai Anakku Dengarlah Wasiatuku", karya Syaikh Muhammad Ibnu Syakir

Hore

Hore... akhirnya fontku udah benar lagi...