Do the best and let God takes the rest

Kamis, 27 Maret 2008

Pelajaran 1 : Nasehat Sang Guru Terhadap Muridnya

Nasehat Sang Guru Terhadap Muridnya

Wahai anakku: semoga Allah membimbingmu, dan semoga Allah memberikan hidayah kepadamu untuk beramal shaleh, sesungguhnya engkau terhadap diriku kedudukannya seperti anak terhadap bapaknya.

Aku senang melihat dirimu dalam keadaan badanmu sehat, cemerlang pemahamanmu, hatimu bersih, terdidik akhlaknya, (senantiasa) menjaga adab (sopan-santun), menjauhkan diri dari berkata kotor, lembut dalam bergaul, disenangi oleh kawan-kawanmu, menolong orang-orang yang butuh bantuan, dan mengasihi orang-orang yang lemah, memperbaiki keadaan-keadaan yang rusak, serta memaafkan kesalahan-kesalahan orang lain, dan janganlah engkau menyepelekan shalatmu, serta jangan engkau meremehkan perkara ibadah kepada Rabbmu.

Wahai anakku: kalau memang engkau mau menerima nasehat seseorang, maka akulah yang lebih berhak engkau terima nasehatnya.

Karena aku adalah gurumu, pengajarmu, pembimbing spiritmu, niscaya engkau tidak akan mendapati seseorangpun yang lebih bersemangat untuk menjadikan dirimu bermanfaat lagi baik dari pada diriku.

Wahai anakku: sesungguhnya aku ini adalah penasehat yang terpercaya, maka terimalah nasehat-nasehat yang akan aku sampaikan kepadamu, dan amalkan nasehat tersebut baik di saat aku ada di hadapanmu, dan disaat engkau dalam keadaan sendirian.

Duhai anakku: Apabila engkau tidak menjalankan nasehatku di saat kesendirianmu, maka niscaya sedikit sekali nasehat yang akan engkau indahkan ketika berada di tengah-tengah temanmu.

Duhai anakku: Sesungguhnya seorang guru tidak menginginkan (sesuatu) dari para muridnya kecuali kebaikan dari hasil pendidikannya, maka apakah engkau senang kalau gurumu dan pembimbingmu tidak ridha kepadamu?

Wahai anakku: Sesungguhnya aku menyukai kebaikan itu ada padamu, maka bantulah aku untuk menyalurkan kebaikan tersebut kepada dirimu yaitu dengan ketaatan dan menjalankan apa yang aku perintahkan kepadamu dari akhlak-akhlak yang mulia

Wahai anakku: Akhlak yang baik merupakan perhiasan manusia pada dirinya dan ketika di tengah-tengah teman-temannya seta ketika di tengah-tengah keluarganya, maka berakhlaklah yang baik, niscaya orang-orang akan memuliakan dan menyukaimu.

Wahai anakku: apabila engkau tidak menghiasi ilmumu dengan akhlakmu yang baik, maka ilmumu itu menjadi lebih berbahaya bagi dirimu daripada kebodohanmu, karena seseorang yang bodoh terampuni dengan kebodohannya, dan tidak ada alasan bagi orang yang berilmu di kalangan orang yang banyak apabila tidak berhias dengan akhlak yang baik.

Duhai anakku: janganlah engkau bersandar kepada pengawasanku kepadamu, karena sesungguhnya pengawasanmu terhadap dirimu sendiri adalah lebih utama dan lebih bermanfaat dari pengawasanku kepada dirimu.

Dikutip dari buku: "Duhai Anakku Dengarlah Wasiatuku", karya Syaikh Muhammad Ibnu Syakir

0 komentar: