Do the best and let God takes the rest

Kamis, 27 Maret 2008

Pelajaran 2 : Wasiat Supaya Bertaqwa kepada Allah Yang Maha Agung

Wasiat Supaya Bertaqwa kepada Allah Yang Maha Agung

Wahai anakku: Sesungguhnya Rabmu mengetahui apa yang engkau betikkan di dalam hatimu, dan Dia mengetahui apa yang engkau ucapkan dengan lisanmu, dan Dia melihat terhadap segala amalanmu. Maka bertaqwalah kamu kepada Allah -Wahai anakku- dan berhati-hatilah kamu tehadap pangawasan-Nya pada saat kamu dalam keadaan yang tidak diridhai oleh-Nya.

Hati-hatilah kamu dari kemurkaan Rabmu yang mana Dialah yang telah menciptakan kamu dan memberikan rizki kepadamu serta yang telah mengaruniai kamu akal yang dapat kamu gunakan di dalam kehidupanmu. Bagaimana perasaanmu ketika bapakmu melihat dirimu dalam keadaan melanggar perintahnya? Apakah kamu tidak kawatir nantinya bapakmu akan menghukummu? Maka jadikanlah perasaanmu sama seperti itu kepada Allah, karena Dia dapat melihat dirimu di setiap kesempatan yang kamu tidak dapat melihat Dia. Maka janganlah engkau anggap enteng pada perkara apapun juga yang kamu telah dilarang darinya.

Wahai anakku: Sesungguhnya Rabbmu sangat dasyat murka-Nya dan siksaannya teramat pedih. Maka hati-hatilah kamu -Wahai anakku- dan takutlah kamu terhadap kemurkaan-Nya.

Wahai anakku: Sesungguhnya di dalam ketaatan kepada Allah ada kelezatan dan kebahagiaan yang tidak akan dapat dirasakan kecuali dengan mencobanya.

Maka wahai anakku: pergunakanlah ketaatan kepada Allah sebagai bahan ujian pada setiap harinya supaya engkau dapat merasakan kelezatan, dan supaya engkau dapat merasakan kebahagiaan ini.

Duhai anakku: sesungguhnya engkau akan mendapati rasa berat hati di dalam ketaatan kepada Allah pada pertama kalinya, maka pikullah beban berat ini, dan bersabarlah padanya, sampai ketaatan tersebut engkau rasakan menjadi rutinitas yang dapat dijinakkan.

Duhai anakku: lihatlah pada dirimu ketika kamu dulu berada di bangku (sekolah); kamu belajar membaca dan menulis, dan kamu diperintahkan supaya menghapal Al-Quran dengan mendiktekannya, bukankan kamu dulu di sana benci terhadap bangku (sekolah) serta gurunya, dan kamu berangan-angan supaya cepat berakhir? Nah pada hari ini kamu telah mencapai kedudukan yang mana kamu dapat mengetahui faedah kesabaran dalam belajar di bangku (sekolah), dan engkau tahu bahwa pengajarmu dulu berusaha untuk kebaikanmu.

Maka wahai anakku: dengarkanlan nasehatku, dan bersabarlah di atas ketaatan kepada Allah sebagaimana engkau bersabar dalam belajar di bangku (sekolah), niscaya nanti engkau akan mengetahui faedah dari nasehat ini, serta akan tampak jelas bagimu apabila hidayah telah membantu untuk beramal dengan nasehatku.

Wahai anakku: Janganlah kamu sekali-kali beranggapan bahwa bertaqwa kepada Allah adalah shalat, puasa, dan semisalnya dari berbagai ibadah (yang dhahir) saja. Bahwa sesungguhnya bertaqwa kepada Allah mencakup segala sesuatu, maka bertaqwalah kamu kepada Allah pada (hak-hak) saudara-saudaramu, jangan kamu sakiti salah seorang dari mereka, dan bertaqwalah kamu kepada Allah pada (hak-hak) negerimu: Jangnlah kamu khianati dia dan jangan kamu biarkan musuh menguasainya, serta bertaqwalah kamu pada (hak-hak) dirimu, janganlah kamu sia-siakan waktu sehatmu dan waktu luangmu dan janganlah berperilaku kecuali perilaku yang mulia.

Wahai ankakku: Rosulullah saw telah bersabda: "Bertaqwalah kamu dimanapun kamu berada, dan iringilah kejelekan itu dengan kebaikan, niscaya (kebaikan tersebut) akan menghapusnya, dan peragaulilah orang-orang dengan akhlak yang baik" (HR. Ahmad, Tirmidzi dengan sanad Hasan)

Dikutip dari buku: "Duhai Anakku Dengarlah Wasiatuku", karya Syaikh Muhammad Ibnu Syakir

0 komentar: